Thursday, November 6, 2014

Mawar Hitam- eps2



Pagi telah berlalu. Matahari mulai menjulurkan panasnya. Bunyi suara jangkrik masih terdengar sesekali di telinga mereka. Semua calon anggota PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling-Remaja) melakukan kegiatan terakhirnya yang diberi judul “Penanaman Seribu Pohon” sebenarnya tanaman yang di tanam di hutan tidak pasti mencapai seribu pohon. Begitu banyaknya bakal tanaman yang akan di tanam dan tak terhitung jumlahnya membuat Aldi selaku panitia memberikan judul “Penanaman Seribu Pohon”. Maklum, di Kota Bandung banyak lahan hijau yang digantikan sebagai perumahan atau villa membuat udara di Bandung saat ini tak sesejuk dahulu. Oleh karena itu Aldi bersama panitia lainnya melakukan kegiatan tersebut bersamaan dengan perekrutan anggota ekstrakulikuler baru dengan tujuan untuk membantu hijaunya kembali lahan yang ada sehingga terciptanya udara yang bersih dan sehat khususnya di kota Bandung. Melati ditemani Rafli melakukan penanamannya yang kesekian kalinya, terlihat wajah yang berseri di wajah mereka. Aldi dan Rena juga masih disibukan dengan membantu adik-adik kelas menaman pohon. Semua turut berkontribusi. Semua tangan belepotan terkena tanah yang bercampur aduk dengan air. Meskipun begitu tak menyurutkan niat Aldi, Rena, Rafli dan Melati beserta peserta lainnya untuk tetap melanjutkan kegiatan.
                 Hampir tiga jam telah berlalu, target yang diinginkan selesai. Dilihatnya oleh Melati disekelilingnya penuh dengan warna hijau. Membuat Melati merasa berputar ke masa lampau di saat Melati masih bisa melihat pemandangan yang menyegarkan sebelum akhirnya semuanya musnah digantikan oleh bangunan hasil tangan nakal manusia. Melati mencoba menghirup nafas sebanyak mungkin dan menghembuskannya kembali. Dilihatnya Aldi dan Rena masih sibuk mengatur barisan. Membuat Melati sedikit merasa iri melihat keakraban mereka. Rafli mengajak Melati untuk bergabung bersama dalam acara peresmian. Melati hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
                 “Saat ini kami selakukan panitia menyatakan bahwa kalian semua resmi dinyatakan sebagai anggota PIK-R angkatan 2013-2014...” ucap Aldi selaku ketua panitia dihadapan  seluruh anggota ekstrakulikuler yang baru bergabung.
                 Semua anggota baru yang mengikuti acara pelantikan bertepuk tangan. Rena dan Rafli juga menepukan kedua tangannya. Merasa lega karena sebagai panitia pelaksana mereka telah menyelesaikan tugasnya. Aldi mendekati Melati yang sedang duduk di sebuah batang pohon yang tumbang. Melati memang bukan panitia ataupun anggota baru yang ingin ikut bergabung. Melati hanya sekedar ingin ikut bersama sahabat-sahabatnya menyaksikan keseruan acara. Kebetulan acara pelantikan berlangsung di hutan belakang sekolah. Aldi pun sempat berjanji akan menunjukan mawar hitam yang pernah ia janjikan padanya.
                 “Maaf ya lama menunggu...” kata Aldi.
                 “Iya nggak apa-apa kok. Salut sama kamu,” mengacungkan kedua jempolnya. “Jadi, sekarang nih?” tagih Melatih.
                 “Oke kalau mau sekarang yuk ...” ajak Aldi. Melati beranjak dari duduknya dengan bersemangat.
                 “Aldi tunggu....!” teriak Rena menghentikan langkah mereka. Aldi dan Melati menoleh ke arah Rena.
                 “Apa ada masalah?” tanya Aldi.
                 “Iya jadi gini ... Pak Anton barusan telepon, katanya print-out anggota PIK-R yang barunya hilang tapi Pak anton kan nggak punya softcopy-nya jadi Pak anton minta kamu buat kasih softcopy-nya,” ujar Rena.
                 “Yaelah cuman gitu doang, tinggal di cari di laptop aja.”
                 “Iya tapi di mananya nih...” menyodorkan tas laptop.
                 “Yaudah sini... Oh iya Mel, maaf ya tunggu bentar lagi... kamu duduk aja dulu.” Mohon Aldi dengan menyesal.
                 Dicarinya data-data yang ada di dalam laptop-nya. Setiap folder berhasil di buka tetapi ada satu file di dalam folder yang sulit dibuka sehingga membuat Aldi geram. Di kliknya icon kaspersky untuk menghilangkan virus yang ada di komputer jinjingnya. Sayangnya program anti virus terbaiknya tak mampu menghilangkan virus yang ada di laptop-nya. File dimana ia menyimpan data masih tetap tidak bisa di buka. Aldi menggerutu kesal karena ia harus bekerja dua kali.
                 “ Ren, susah nggak mau di buka, terpaksa kita harus data ulang lagi...”
                 “Sekarang?” tanya Melati kesal.
                 Aldi menghela nafas dan menjelaskan pada Melati. “Iya Mel, mau nggak mau harus di data sekarang soalnya dibutuhinnya untuk besok. Maaf ya janjinya lagi-lagi harus di tunda.”
                 “Yaudah ayuk buruan, Maaf ya Mel saya ganggu acara kalian.” Kata Rena.
                 Aldi dan Rena meninggalkannya sendirian, termasuk juga Rafli yang masih sibuk membereskan peralatan.  Saat ini Melati benar-benar merasa kecewa ditinggal sendirian. Melati tampak kesal melihat Rena dan Aldi terus bersama.
***
                 “Di... lihat Melati nggak tadi terakhir sama kamu kan?” tanya Rafli.
                 “Tadi sih di sini... tapi kok nggak ada ya?” batin Aldi gusar. “Kamu sudah cari di tempat lain?”
                 “Sudah semua spot kegiatan dicari tapi nggak ada,” menunjukan jarinya ke sekelilingnya.
                 “Aduh ada apa lagi sih?” tanya Rena menghampiri dengan bingung.
                 “Melati Ren, nggak ada, kamu lihat nggak?” tanya Aldi.
                 “Aku nggak lihat...”Rena berusaha menyembunyikan kepanikannya. Kemudian Rena dan Aldi saling menatap mencoba menebak. “Pohon Mawar!” ucap mereka bersama.
                 Rena dan Rafli mencoba mencari Melati di sekitar kebun pohon mawar sambil meneriaki nama Melati. Aldi dengan raut wajah cemas terus mencari Melati disekitar hutan. Sontak Aldi terkejut saat melihat sosok wanita yang ia kenal tergeletak di tanah. “Melatiiiiii......”  wajahnya syok.
***