Pagi
telah berlalu. Matahari mulai menjulurkan panasnya. Bunyi suara jangkrik masih
terdengar sesekali di telinga mereka. Semua calon anggota PIK-R (Pusat
Informasi dan Konseling-Remaja) melakukan kegiatan terakhirnya yang diberi
judul “Penanaman Seribu Pohon” sebenarnya tanaman yang di tanam di hutan tidak pasti
mencapai seribu pohon. Begitu banyaknya bakal tanaman yang akan di tanam dan
tak terhitung jumlahnya membuat Aldi selaku panitia memberikan judul “Penanaman
Seribu Pohon”. Maklum, di Kota Bandung banyak lahan hijau yang digantikan
sebagai perumahan atau villa membuat udara di Bandung saat ini tak sesejuk
dahulu. Oleh karena itu Aldi bersama panitia lainnya melakukan kegiatan
tersebut bersamaan dengan perekrutan anggota ekstrakulikuler baru dengan tujuan
untuk membantu hijaunya kembali lahan yang ada sehingga terciptanya udara yang
bersih dan sehat khususnya di kota Bandung. Melati ditemani Rafli melakukan
penanamannya yang kesekian kalinya, terlihat wajah yang berseri di wajah
mereka. Aldi dan Rena juga masih disibukan dengan membantu adik-adik kelas
menaman pohon. Semua turut berkontribusi. Semua tangan belepotan terkena tanah
yang bercampur aduk dengan air. Meskipun begitu tak menyurutkan niat Aldi,
Rena, Rafli dan Melati beserta peserta lainnya untuk tetap melanjutkan
kegiatan.
Hampir tiga jam telah berlalu,
target yang diinginkan selesai. Dilihatnya oleh Melati disekelilingnya penuh
dengan warna hijau. Membuat Melati merasa berputar ke masa lampau di saat
Melati masih bisa melihat pemandangan yang menyegarkan sebelum akhirnya
semuanya musnah digantikan oleh bangunan hasil
tangan nakal manusia. Melati mencoba menghirup nafas sebanyak mungkin dan
menghembuskannya kembali. Dilihatnya Aldi dan Rena masih sibuk mengatur
barisan. Membuat Melati sedikit merasa iri melihat keakraban mereka. Rafli
mengajak Melati untuk bergabung bersama dalam acara peresmian. Melati hanya
tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
“Saat ini kami selakukan
panitia menyatakan bahwa kalian semua resmi dinyatakan sebagai anggota PIK-R
angkatan 2013-2014...” ucap Aldi selaku ketua panitia dihadapan seluruh anggota ekstrakulikuler yang baru
bergabung.
Semua anggota baru yang mengikuti
acara pelantikan bertepuk tangan. Rena dan Rafli juga menepukan kedua
tangannya. Merasa lega karena sebagai panitia pelaksana mereka telah
menyelesaikan tugasnya. Aldi mendekati Melati yang sedang duduk di sebuah
batang pohon yang tumbang. Melati memang bukan panitia ataupun anggota baru
yang ingin ikut bergabung. Melati hanya sekedar ingin ikut bersama
sahabat-sahabatnya menyaksikan keseruan acara. Kebetulan acara pelantikan berlangsung
di hutan belakang sekolah. Aldi pun sempat berjanji akan menunjukan mawar hitam
yang pernah ia janjikan padanya.
“Maaf ya lama menunggu...” kata
Aldi.
“Iya nggak apa-apa kok. Salut
sama kamu,” mengacungkan kedua jempolnya. “Jadi, sekarang nih?” tagih Melatih.
“Oke kalau mau sekarang yuk
...” ajak Aldi. Melati beranjak dari duduknya dengan bersemangat.
“Aldi tunggu....!” teriak Rena
menghentikan langkah mereka. Aldi dan Melati menoleh ke arah Rena.
“Apa ada masalah?” tanya Aldi.
“Iya jadi gini ... Pak Anton
barusan telepon, katanya print-out
anggota PIK-R yang barunya hilang tapi Pak anton kan nggak punya softcopy-nya jadi Pak anton minta kamu
buat kasih softcopy-nya,” ujar Rena.
“Yaelah cuman gitu doang,
tinggal di cari di laptop aja.”
“Iya tapi di mananya nih...”
menyodorkan tas laptop.
“Yaudah sini... Oh iya Mel,
maaf ya tunggu bentar lagi... kamu duduk aja dulu.” Mohon Aldi dengan menyesal.
Dicarinya data-data yang ada di
dalam laptop-nya. Setiap folder
berhasil di buka tetapi ada satu file di dalam folder yang sulit dibuka
sehingga membuat Aldi geram. Di kliknya icon
kaspersky untuk menghilangkan virus yang ada di komputer jinjingnya. Sayangnya
program anti virus terbaiknya tak mampu menghilangkan virus yang ada di laptop-nya. File dimana ia menyimpan
data masih tetap tidak bisa di buka. Aldi menggerutu kesal karena ia harus
bekerja dua kali.
“ Ren, susah nggak mau di buka,
terpaksa kita harus data ulang lagi...”
“Sekarang?” tanya Melati kesal.
Aldi menghela nafas dan
menjelaskan pada Melati. “Iya Mel, mau nggak mau harus di data sekarang soalnya
dibutuhinnya untuk besok. Maaf ya janjinya lagi-lagi harus di tunda.”
“Yaudah ayuk buruan, Maaf ya
Mel saya ganggu acara kalian.” Kata Rena.
Aldi dan Rena meninggalkannya
sendirian, termasuk juga Rafli yang masih sibuk membereskan peralatan. Saat ini Melati benar-benar merasa kecewa
ditinggal sendirian. Melati tampak kesal melihat Rena dan Aldi terus bersama.
***
“Di... lihat Melati nggak tadi
terakhir sama kamu kan?” tanya Rafli.
“Tadi sih di sini... tapi kok
nggak ada ya?” batin Aldi gusar. “Kamu sudah cari di tempat lain?”
“Sudah semua spot kegiatan dicari tapi nggak ada,”
menunjukan jarinya ke sekelilingnya.
“Aduh ada apa lagi sih?” tanya
Rena menghampiri dengan bingung.
“Melati Ren, nggak ada, kamu
lihat nggak?” tanya Aldi.
“Aku nggak lihat...”Rena
berusaha menyembunyikan kepanikannya. Kemudian Rena dan Aldi saling menatap
mencoba menebak. “Pohon Mawar!” ucap mereka bersama.
Rena dan Rafli mencoba mencari
Melati di sekitar kebun pohon mawar sambil meneriaki nama Melati. Aldi dengan
raut wajah cemas terus mencari Melati disekitar hutan. Sontak Aldi terkejut
saat melihat sosok wanita yang ia kenal tergeletak di tanah.
“Melatiiiiii......” wajahnya syok.
***